Drap.. drap.. drap.. suara derap kaki yang terdengar saling
bersahutan di sebuah sekolah. Seluruh siswa tampak bersaing untuk melihat
sesuatu yang tertempel di papan pengumuman. Sebuah kertas hasil ujian kenaikan
kelas. Tertulis jelas nama yang menempati urutan teratas. AMIR. Seorang anak
pandai dan rajin. Meski dia anak orang yang tak punya, tapi semangatnya
melebihi anak-anak pada umumnya. Tentu Amir begitu bahagia dengan hasil yang
diraihnya saat ini. perjuangannya belajar melebihi rata-rata belajar orang lain
kini terbayar. Sebuah anugerah.
Berbanding terbalik dengan hasil yang didapat kawan
sekaribnya dan sekaligus tetangganya. NIKI. Dia berada pada urutan sebelum
terakhir siswa yang lulus. Tentu hati NIKI sakit. Bukan karena hasilnya tidak
memuaskan, tetapi karena kawannya mendapat juara satu sedang dirinya berada
jauh dubawahnya. Menyesal. Padahal dia yakin jika belajarnya melebihi belajar
Amir, Niki bisa juara diatas Amir. Tapi nasi telah menjadi bubur. Niki yakin
jika masih ada kesempatan lain, dan dia berjanji untuk berusaha lebih giat
sekaligus berusaha melupakan kekecewaan yang dapat menghambat kesuksessan
kedepannya.
Suatu hari, seperti biasa Amir telah menyiapkan dagangannya.
Kerupuk seblak. Yang menjadi favorit teman-temannya di SMA. Kali ini dia
membawa stok yang lebih banyak 5x lipat. Hari ini hatinya begitu gembira.
Karena 2 alasan. Hasil ujiannya dan hasil pemberitahuan teman-temannya jika
hari ini akan ada pentas seni. Artinya, kerupuknya akan sangat laris dari
biasanya. Dan juga akan menambah uang tabungannya untuk membeli buku.
“Nak, tolong masak airnya dulu. Ibu mau pergi ke pasar”
terdengar suara ibu Amir yang tak jauh dari luar rumahnya.
“iya, bu” jawab Amir singkat. Dia letakkan Kerupuk 5 keresek
kerupuk yang akan dijualnya. Dan menuju dapur untuk memasak air. Amir tau
dengan keadaanya sekarang. Dia harus bersusah payah berjalan sejauh 1km lalu
menuju ke sekolahnya harus naik Bis. Itulah mengapa dia harus memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya. Berhubung bis hanya ada 1 di desanya yang lewat pagi hari
dan yang menjamin ketepatan waktu datang ke sekolahnya.
Tok.. Tok.. Tok.. “Assalamualaikum” terdengar suara
laki-laki yang berdiri di depan pintu rumah amir. Tidak ada jawaban.
“Mir, ini aku Niki” ulangnya sekali lagi. Tapi tetap tak ada
jawaban. Akhirnya Niki memberanikan diri
untuk masuk kerumah Amir. Dilihatnya
kerupuk seblak yang masih terbungkus rapi di 5 keresek merah.
“Ini pasti dagangannya Amir. Banyak pula. Kuyakin nanti Amir
bakal untung besar” pikirnya. Lalu dia punya ide untuk membantu kawannya itu.
Di bawanya semua keresek itu. Lalu dia pergi menuju terminal bis.
Rupanya, Niki mencoba membantu membawakan dagangannya Amir
sampai terminal supaya Amir tak keberatan. Dengan membayangkan bagaimana
ekpressi Amir ketika melihat semua dagangannya sudah ada di terminal, dia
bersiul-siul dan bernyanyi.
Tiba-tiba, Brak! Suara montor menabrak Niki. Tampak Niki
terlempar hingga beberapa meter. Sedang penabarak berusaha kabur menjauh dari
tempat kejadian.
“Tunggu pak!, uh!” Niki mencoba berteriak berusaha menyuruh
penabrak tadi berhenti dan bertanggungjawab. Dia tergeletak dengan kaki kiri
yang terluka. Tapi, tinggi... Dagangan Amir??
“Oh.. tuhan, astagfirulloh.. Bagaimana ini, uh?” Niki
berkali-kali merintih mencoba berdiri untuk membereskan dagangan kawannya yang
hancur. Tapi apa daya, kakipun tak mampu berdiri. Dia hanya menatap dagangan
Amir yang berantakan. Dia kecewa pada diri sendiri. Dia kecewa dengan kejadian
ini. dia kecewa dengan keputusan Tuhan. DIA KECEWA! Antara marah, kesal dan
sedih. Membuat hatinya hancur. Tak dapat bergerak. Bingung. Dan tak sadar air
matanya telah menetes. Semakin deras. Beradu dengan keringat yang sejak tadi
mengucur.
“Bagaimana aku menggantinya? Bagaimana aku dibenci Amir? Apa
yang harus aku lakukan? Apa? Kenapa Alloh membiarkan orang miskin bodoh seperti
ini kejadian yang menyakitkan? KENAPA? Uh” ingin rasanya Amir melepas kan diri
dari penderitaan yang dirasakan sekarang. BUNUH DIRI. Tapi apa untungnya?.
Lalu Niki ingat wajah neneknya. Dan orang-orang yang
menyayanginya. Muncullah sesuatu hal pro dan kontra yang ada pada dirinya.
“Percuma aku merintih, menangis, menyesali, dan menyalahkan
takdir. Semua tak akan berubah. Tak ada ceritanya semua hal akan berubah
menjadi lebih baik jika diam. Aku tak peduli apa yang terjadi nanti. Aku tak
peduli. Aku harus menyelesaikan ini. aku harus tetap berusaha meski hanya ada
kemungkinan kecil untuk tidak dibenci Amir dan dapat menganti rugi. Aku tak mau
terlihat lemah. Apapun yang terjadi. Aku akan tetap berusaha untukku dan
MEREKA!” tiba-tiba Niki menjadi semangat lagi.
Dia mencoba membereskan dagangannya lagi meski dengan ngesot. Ia tak
peduli yang penting dia telah berjuang.
“APA-APAAN INI?” teriak seseorang yang membuat telinga Niki
bergetar dan membuat badannya gemetar, tak lain dan bukan adalah AMIR.
“Maaf, Amir bisa kujelaskan semuanya” ucap Niki mencoba menenangkan Amir. Tapi apa
daya, Amir telah terpengaruh emosi.
“PENJELSAN? UNTUK APA!? KAU MENCURI DAGANGANKU LALU KAU
MENGHANCURKANNYA!! DASAR BAJINGAN KAU! AKU HARUS MENJUALNYA UNTUK KELUARGAKU.
DAN KAU? MENGHANCURKANNYA? DAN AKU PASTI RUGI. IBUKU PASTI MARAH. SEMUA
GARA-GARA KAU.”
Ucap Amir dengan nada yang keras. Membuat Niki tenggelam dalam rasa bersalah.
Ucap Amir dengan nada yang keras. Membuat Niki tenggelam dalam rasa bersalah.
“Ini tidak seperti yang kau fikirkan. Aku tidak...” Niki
mencoba menjelaskan tapi Amir memotongnya.
“Oke.. Kau memang anak dari orang yang tak mampu. Dan kau
juga sodaraku. Dan rumah kita berdekatan. Lalu nasib ekonomi kita juga hampir
sama. Tapi ingat, KITA BUKANLAH TEMAN DAN SAUDARA LAGI!!!!”
Jleb! Kata Amir membuat hati Niki tersiksa. Bagai ribuan
jarum kecil yang terus-menerus menghujam tiada henti ke urat syaraf hatinya.
Semangatnya kembali jatuh. Benar-benar jatuh. Dia hanya menatap Amir yang
meninggalkan dagangannya. Dia tau dia marah dan sangat membencinya. Tapi semua
telah terlanjur. Dia mencoba bangkit dan berdiri. Dan berjalan dengan pincang.
Membawa perih luka. Meninggalkan dagangan dan sisa-sisa semangat yang
dipunyainya tadi. dia pulang.
[ Scene Rumah ]
Belum sempat ia masuk kerumah tba-tiba ibu Amir
mendekatinya. Dan memeluknya Erat.
“Terimakasih nak. Terimakasih banyak” dia bingung dengan apa yang dilakukan ibu Amir terhadapnya. Untuk apa ibunya berterimakasih. Dan kenapa dia menangis? seharusnya Nikilah yang menangis karena kejadian ini.
“Terimakasih nak. Terimakasih banyak” dia bingung dengan apa yang dilakukan ibu Amir terhadapnya. Untuk apa ibunya berterimakasih. Dan kenapa dia menangis? seharusnya Nikilah yang menangis karena kejadian ini.
“maaf, bu aku minta maaf karena...”
“Sudah cukup nak. Aku tau semuanya. Kau kan yang menyebabkan dagangan Amir hancur dan membuat Amir tak jadi berangkat naik Bis menuju SMA? Ibu sudah tau” jelas ibu Amir .
“Sudah cukup nak. Aku tau semuanya. Kau kan yang menyebabkan dagangan Amir hancur dan membuat Amir tak jadi berangkat naik Bis menuju SMA? Ibu sudah tau” jelas ibu Amir .
“Lalu kenapa ibu berterimakasih? Bukannya itu kejadian
merugikan?” tanya Niki Heran.
“Andai Kau Tau nak. Bis yang akan kalian naiki tadi yang
menjadi langganan kalian. Tadi kecelakaan dan seluruh penumpang tewas. Jika
tadi kalian naik bis, Tentu kalian juga akan menjadi salah satu korban. Ibu
berterimakasih padamu nak. Kau telah menyelamatkan nyawa Amir.” Ucap ibunya
dengan tangis bahagia.
SUBHANALLOH! Apa ini rencana Alloh!? Sungguh luarbiasa.
Engkau begitu maha pengasih lagi maha penyayang. Pikir Niki. Membuat tubuhnya
gemetar hebat. Karena tersetrum oleh keajaiban tuhan yang telah dianggap Niki
kejam terhadapnya. Kini Air matanya mengalir deras. Lebih deras lagi ketika dia
melihat Amir menatapnya dengan mata basah. Dia tau jika Amir menangis. wajahnya
menyesal dengan apa yang diperbuat terhadapnya.
Amirpun berlari dan memeluk erat Niki, dan berkata.
“Maafkan aku Niki, sungguh aku ketakutan. Sungguh aku tak
bisa berbuat apa-apa. Sungguh aku bodoh. Maafkan aku sodaraku..uh..uh maafkan
aku”
Niki tersenyum memandang Amir. “Tidak apa.. lupakanlah”
Niki tersenyum memandang Amir. “Tidak apa.. lupakanlah”
“terimakasih sodaraku.. terimakasih .. uh.. uh” merekapun
langsung sujud syukur terhadap Alloh. Dan tertawa bahagia. Dengan kejadian ini
mereka percaya jika Rencana Alloh lebih indah.
(Selesai)
Lalu apa pesan dari cerita tersebut?
“SESUNGGUHNYA SEGALA KEJADIAN YANG DIKEHENDAKI ALLOH, PASTI
AKAN MENJADI KEJADIAN YANG TERBAIK UNTUK KITA. SELALULAH BERSYUKUR ATAS SEGALA
APA YANG TERJADI. JALANI SEGALANYA DENGAN USAHA DAN PERCAYA PADA ALLOH (doa).
MESKI MENURUT KITA KEJADIAN ITU BURUK, TAPI MUNGKIN ITULAH YANG TERBAIK BAGI
KITA. SUNGGUH RENCANA ALLOH LEBIH INDAH”
“SELALULAH BERFIKIR POSITIF. DAN JANGAN PERNAH MENYERAH DAN PASRAH. KARENA DENGAN PASRAHPUN TAK AKAN MENGUBAH KONDISI DAN KEADAAN KITA. JADI, TERUSLAH BERUSAHA DAN BERDOA. PERCAYALAH BANYAK ORANG YANG PERCAYA DAN MENGHARAPKAN KITA. JANGAN PERNAH MENYERAH APAPUN YANG TERJADI. SUNGGUH ALLOH MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG. DAN DIA MENYUKAI HAMBANYA YANG PANTANG SEMANGAT DAN SELALU BERJUANG DEMI KEBAIKAN”.
“SELALULAH BERFIKIR POSITIF. DAN JANGAN PERNAH MENYERAH DAN PASRAH. KARENA DENGAN PASRAHPUN TAK AKAN MENGUBAH KONDISI DAN KEADAAN KITA. JADI, TERUSLAH BERUSAHA DAN BERDOA. PERCAYALAH BANYAK ORANG YANG PERCAYA DAN MENGHARAPKAN KITA. JANGAN PERNAH MENYERAH APAPUN YANG TERJADI. SUNGGUH ALLOH MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG. DAN DIA MENYUKAI HAMBANYA YANG PANTANG SEMANGAT DAN SELALU BERJUANG DEMI KEBAIKAN”.
Subhanalloh..
ReplyDeleteGolden Nugget Hotel Casino & Spa - Mapyro
ReplyDeleteCasino Hotel in Las Vegas. Golden Nugget Hotel 김해 출장샵 Casino 하남 출장안마 & Spa is a 5-star hotel 청주 출장마사지 with 6,530 guest rooms, suites and an activity center. 성남 출장마사지 Rating: 4.7 · 3,630 광명 출장샵 reviews