Tuesday, 25 October 2016



“JAS MERAH
Jangan sekali-kali melupakan sejarah
(Ir. Soekarno)

PENDAPAT PARA AHLI

Fisher mengemukakan bahwa studi komunikasi berkembang dengan mendapat pengaruh dari tradisi-tradisi rektorika, sosio-psikologi, bahasa dan matematik.

Heath dan Bryant (2000) juga mengemukakan empat tradisi, yaitu rektorika, propaganda dan pengaruh media masa, transmisi dan penerimaan informasi, serta dinamika kelompok dan perkembangan hubungan antarpribadi.

Ruben (1992) menjelaskan sejarah studi komunikasi yang lebih komprehensif, dengan membuat kategori berdasar pada babak atau tahapan studi komunikasi ke dalam enam tahap, yaitu (1) studi komunikasi awal, (2) perkembangan percakapan dan jurnalisme, (3) pertumbuhan Interdispliner, (4) integrasi, (5) pertumbuhan dan spesialisasi, serta (6) abad informasi.


SEJARAH STUDI KOMUNIKASI menurut TRADISI/BIDANG KAJIAN



 1. TRADISI RETORIKA: Basis studi komunikasi 
           (Periode klasik – abad ke-19)

Pentingnya berkomunikasi dan peranan komunikasi mulai muncul pada abad 5M (Babilonia dan mesir kuno) yang mulai dirintis melalui ulasan sistematis oleh kagemni dan ptah-Hopte (3200 – 2800 SM).
a.      Segala aspek kehidupan yang berlangsung di masyarakat yunani berlangsung secara oral/lisan. Baik itu dalam hal pemerintahan, bisnis, hokum, maupun pendidikan.
b.      Setiap warga negara Yunani harus mempunyai pengacara sendiri, khususnya pada saat pengadilan berlangsung untuk meyakinkan tim juri atas posisi kebenaran mereka.
c.       Profesi pengacara sangat umum di Atena, sehingga secara resmi dihadapan public menjadi suatu pekerjaan.

Pada waktu itu, Aristotle telah mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seorang orator atau pembicara membangun suatu argument untuk dipresentasikan dalam suatu pidato kepada pendengarnya-sebuah khalayak.

Menurut Aristotle, retorika hanya dapat menegakan kebenaran jika memenuhi kriteria berikut:
1.      Deliberatif, dimana retorika menggiring pendengar ke suatu tindakan dalam konteks siding legislatif.
2.      Forensik, yang berhubungan dengan keadilan dan pembelaan dalam suatu siding pengadilan.
3.      Epideitik, dakwah khotbah yang dibawakab secara khas dalam konteks peristiwa atau upacara khusus.

Aristotle merumuskan retorika sebagai bidang studi yang meliputi semua sarana persuasive, yang menuntut adanya tiga unsur penting, yaitu:
1.      Etos (Kredibiltas sumber)
2.      Pathos (Himbauan emosional)
3.      Logos (Himbauan berdasar argument yang logis)

Aristotle bersama Marcus Tuliud Cicero- dalam bukunya De Oratore, menyusun 5 unsur dasar, yaitu:
1.      Invensi: Urutan argumen
2.      Disposisi: Pengorganisasian dan pengaturan ide.
3.      Ekolusi: Gaya bahasa atau pemilihan kata yang tepat untuk digunakan mengekspresikan ide.
4.      Memory: Ingatan.
5.      Mengucapkan kata: cara menyajikan materi pembicara.


2        2. TRADISI JURNALISME, PROPAGANDA DAN PERKEMBANGAN RETORIKA.
        (Zaman Romawi kuno dan periode 1900-1950an)

   o   Jurnalisme adalah suatu laporan tentang sesuatu peristiwa yang ditampilkan secara tertulis. Pada zaman Romawi Kuno, kaisar menyebarluaskan informasi kepada rakyatnya melalui papan pengumuman di halaman istana kaisar yang disebut ACTA DIURNA.

   o   Secara etimologis, Acta Diurna berasal dari kata ACTA yang berarti catatan, dan DIURNA yang berarti harian. Berarti Acta Diurna artinya adalah catatan harian.

   o   Kemudian dikembangkan juga penyebaran informasi melalui Anales, yaitu papan pengumuman di gereja. Serta Acta Senatus, yakni papan pengumuman yang memuat keputusan senat.
   o   Menurut Sunarjo (1983), Acta diurnal mewakili papan pengumuman dari pemerintah pada tingkat pusat, sementara Anales mewakili berita lokal.

   o   Kaum Aristokrat, tuan-tuan dan hartawan selalu menyuruh budak-budaknya untuk mencari dan mencatat serta menyampaikan informasi pada Acta Diurna kepada majikannya. Karena tugasnya tersebut, para budak disebut sebagai DIURNARII.

   o   Acta Diurna dapat memperluas sumber berita dari pedagang, pengusaha yang sekarang berkembang menjadi IKLAN.

   o   Selanjutnya Diurnari tidak hany bertugas dalam penyebebaran informasi, karena Acta Diurna tersebut menumbuhkan lapangan pekerjaan baru, yaitu sebagai REPORTER.


3. PERTUMBUHAN INDISPLINER DAN AWAL STUDI KOMUNIKASI MASSA
(Tahun 1940an dan 1950an)

Ahli : Laswell, Shannon, dan Weaver, Schramm, serta Katz dan Lazarsefeld.

  •    §  Lingkup bidang komunikasi diperluas secara fungsional
  •   §  Pada periode ini berkembang studi komunikasi secara indisipliner, terutama dilakukan di departemen-departemen psikologi, ilmu politik, sosiologi serta kelembagaan interdisipliner.
  •    §  Studi dalam retorika dalam berpidato diperluas mencangkup: Interpretasi oral, suara dan diksi, debat, teater, fisiologi pidato, dan patologi pidato.
  •   §  Kontribusi ilmu terhadap perkembangan ilmu komunikasi:
1.      Antropolgi: Posisi gerak tubuh pada budaya tertentu, dasar bagi Komunikasi non verbal.
2.      Psikologi: Esensi komunikasi adalah interaksi simbolik (proses pertukaran symbol) bermakna,
3.      Bahasa: Struktur dan pemakaian bahasa dalam perkembangan budaya, fungsi sosial, dan solidaritas.
4.      Jurnalisme, dan komunikasi massa: Memunculkan media Televisi mendorong perkembangan studi komunikasi.


4. INTEGRASI
                (Tahun 1960an)
  • Ø  Akademisi mengadopsi komunikasi sebagai konsep yang sentral, yang signifikan dan merupakan aspek unik dari perilaku manusia bukan manifestari psikologi, sosiologi antarpolitis.
  • Ø  Para Ahli menyintesakan pemikiran Retorika dan Pidato, Jurnalisme, propaganda dan media massa serta disiplin ilmu sosial lainnya.
1.      AHLI SOSIOLOGI : Fokus pada dinamika kelompok, relasi sosial dan asal-usul sosial dari pengetahuan.
2.      AHLI POLITIK : Menulis tentang peran komunikasi dalam pemerintahan, opini public, propaganda dan membangun imej politik.
3.      AHLI ADMINISTRASI : Menulis tentang organisasi, manajemen, kepemimpinan dan jaringan informasi yang memberikan dasar bagi tumbuh kembangny Komunikasi Organisasi.
4.      ANTROPOLOGI dan BAHASA: Memperjelas suatu tahapan bagi munculnya Komunikasi kebudayaan sebagai suatu area studi (Ruben 1992)




Sumber : 
Lubis, Djuara P. et al. Dasar-Dasar Komunikasi, Bogor: Sains KPM IPB Pres.

0 comments:

Post a Comment